PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Dalam bidang imunologi kuman atau racun kuman (toksin) disebut sebagai antigen. Secara khusus antigen tersebut merupakan bagian protein kuman atau protein racunnya. Bila antigen untuk pertama kali masuk ke dalam tubuh manusia, maka sebagai reaksinya tubuh akan membentuk zat anti.
Bila antigen itu kuman, zat anti yang dibuat tubuh disebut antibodi. Zat anti terhadap racun kuman disebut antioksidan. Berhasil tidaknya tubuh memusnahkan antigen atau kuman itu bergantung kepada jumlah zat anti yang dibentuk.Pada umumnya tubuh anak tidak akan mampu melawan antigen yang kuat. Antigen yang kuat ialah jenis kuman ganas. Virulen yang baru untuk pertama kali dikenal oleh tubuh. Karena itu anak-anak akan menjadi sakit bila terjangkit kuman ganas.
Oleh karena itu, alasan kami ingin meneliti sejauh mana perkembangan imunisasi di daerah Sepatan dan kami ingin mengetahui sebab-sebab balita mengalami berbagai masalah pasca imunisasi
Dengan adanya tugas ini maka kami dapat meneliti begaimana proses imunisasi serta seluk-beluk imunisasi.
1.2. RUMUSAN MASALAH
a. Apa definisi dari imunisasi?
b. Bagaimana sejarah imunisasi di Indonesia?
c. Reaksi apa saja yang akan timbul?
d. Apa saja jenis vaksin?
e. Perbedaan imunisasi aktif dan pasif?
f . Penyakit apa saja yang harus dicegah dengan vaksin?
g. Bagaimana cara pemberian imunisasi?
h. Apa manfaat dari imunisasi?
i. Apa saja efek samping dari imunisasi?
1.3. TUJUAN PENELITIAN
a. Untuk mengetahui definisi dari imunisasi.
b. Untuk mengetahui sejarah imunisasi di Indonesia
c. Untuk mengetahui reaksi apa saja pada imunisasi.
d. Untuk mengetahui apa saja jenis imunisasi.
e. Untuk mengetahui perbedaan imunisasi aktif dan pasif.
f. Untuk mengetahui penyakit yang dicegah dengan vaksin.
g. Untuk mengetahui cara pemberian imunisasi
h. Untuk mengetahui manfaat dari pemberian imunisasi
i. Untuk mengetahui efek samping imunisasi
1.4. MANFAAT PENELITIAN
1.Agar masyarakat dapat mengetahui lebih dalam tentang imunisasi,bagaimana reaksi dari imunisasi tersebut dan efek yang ditimbulkannya, mengetahui tentang manfaat imunisasi dan vaksinasi agar tidak terjadi informasi yang simpang siur yang ada di masyarakat
2.Sebagai sumber nilai dari tugas Bahasa Indonesia yang telah diberikan kepada setiap kelompok.
3.Untuk menambah pengalaman bagi penyusun dalam membuat sebuah laporan dan menambah wawasan tentang imunisasi dan vaksinasi.
1.5. METODE PENULISAN
Metode yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalah dengan metode deskriptif yaitu dengan peninjauan pustaka.
1.6. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN PENELITIAN
MANFAAT PENELITIAN
METODE PENELITIAN
SISTEMATIKA PENULISAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENGERTIAN IMUNISASI
2.2 SEJARAH IMUNISASI DI INDONESIA
2.3 REAKSI PADA IMUNISASI
2.4 JENIS-JENIS IMUNISASI DAN VAKSINASI
2.5 IMUNISASI PASIF DAN IMUNISASI AKTIF
2.6 PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH IMUNISASI
2.7 CARA PEMBERIAN IMUNISASI
2.8 MANFAAT IMUNISASI
2.9 EFEK SAMPING IMUNISASI
2.10 DOSIS,JUMLAH DAN WAKTU PEMBERIAN
IMUNISASI
BAB III METODE PENELITIAN
RANCANGAN PENELITIAN
INSTRUMEN ALAT DAN BAHAN
JADWAL DAN LANGKAH LANGKAH PENELITIAN
BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN
DESKRIPSI DATA
PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
KESIMPULAN
SARAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Imunisasi
Imunisasi adalah proses menginduksi imunitas secara buatan baik dengan vaksinasi (imunisasi aktif) maupun dengan pemberian antibodi (imunisasi pasif) imunisasi aktif menstimulasi sistem imun untuk membentuk antibodi dan respon imun seluler yang melawan agen penginfeksi, sedangkan imunisasi pasif menyediakan proteksi sementara melalui pemberian antiodi yang diproduksi secara eksogen maupun transmisi transplasenta dari ibu ke janin.
Vaksinasi adalah imunisasi aktif, ialah suatu keadaan dengan sengaja memberikan paparan antigen dari suatu patogen yang akan menstimulasi sistem imun dan menimbulkan kekebalan sehingga nantinya anak yang telah mendapatkan vaksinasi dibuat dengan sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan sakit, namun dapat memproduksi limfosit yang peka, antibodi, maupun sel memori.
Imunisasi pasif dilakukan dengan memberikan imunoglobin yang berasal dari plasma donor. Pemberian imunisasi pasif hanya memberikan kekebalan tubuh sementara karena imunoglobin yang diberikan akan di metabolisme oleh tubuh. Waktu paruh IgG adalah 28 hari, sedangkan imunoglobin yang lain (IgM,IgA,IgE,IgD) memiliki waktu paruh yang lebih pendek. Oleh karena itu, imunisasi yang rutin diberikan pada anak adalah imunisasi aktif yaitu vaksinasi.
2.2 Sejarah Imunisasi dan Vaksinasi di Indonesia
Sejarah Imunisasi di Indonesia telah dimulai sejak abad ke-19 yang dilaksanakan untuk pemberantasan penyakit cacar. Program Imunisasi di Indonesia memiliki sejarah panjang dan telah mencapai banyak keberhasilan selama empat dekade terakhir.
Imunisasi berasal dari kata imun yang berasal dari bahasa latin, immunitas yang berarti pembebasan atau kekebalan. Imunisasi adalah salah satu upaya tindakan medis yang paling efektif dan efisien. Imunisasi merupakan teknologi yang sangat berhasil di dunia kedokteran oleh Katz (1999) dikatakan imunisasi adalah “sumbangan ilmu pengetahuan yang terbaik yang pernah diberikan para ilmuwan di dunia ini”.
Sejarah Imunisasi di Indonesia
Tahun 1956 Pelaksanaan kegiatan imunisasi untuk penyakit cacar
Tahun 1956 Indonesia berhasil dinyatakan bebas penyakit cacar oleh WHO (Badan Kesehatan Dunia)
Tahun 1956 Penyelenggaraan program imunisasi BCG
Tahun 1973 Pelaksanaan kegiatan imunisasi untuk penyakit cacar
Tahun 1974 Program imunisasi vaksin TT kepada ibu hamil
Tahun 1976 Mulai dikembangkan imunisasi DPT pada beberapa kecamatan di pulau Bangka
Tahun 1977 Penetapan fase persiapan Pengembangan Program Imunisasi (PPI)
Tahun 1980 Program imunisasi secara rutin terus dikembangkan dengan memberikan beberapa antigen, yaitu BCG, DPT, Polio dan Campak.
Tahun 1992 Program imunisasi Hepatitis B mulai diperkenalkan kepada beberapa kabupaten di beberapa propinsi
Tahun 1995 Penyelenggaraan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) I
Tahun 1996 Penyelenggaraan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) II
Tahun 1997 Penyelenggaraan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) III
Tahun 1997 Program imunisasi Hepatitis B dilaksanakan secara nasional
Pada tahun 1974, cakupan imunisasi di Indonesia baru mencapai 5% sehingga pemerintah pada tahun 1977 menyelenggarakan PPI atau Expanded Program on Immunization(EPI). Program PPI merupakan program pemerintah dalam bidang imunisasi guna mencapai komitmen internasional dalam rangka percepatan pencapaian Universal Child Immunization (UCI) pada akhir tahun 1982.
Cakupan imunisasi terus meningkat dari tahun ke tahun. Sehingga setiap tahun minimal 3 juta anak dapat terhindar dari kematian dan sekitar 750.000 anak terhindar dari kecacatan. Keberhasilan pemerintah dalam mecapai UCI secara nasional dapat dicapai pada tahun 1990 dengan cakupan imunisasi mencapai 90%.
Program imunisasi melalui PPI ini memiliki tujuan akhir (ultimate goal) sesuai dengan komitmen internasional melalui Global Programme for Vaccines and Immunization(GPVI), yaitu :
Eradikasi Polio (ERAPO)
Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal (Maternal and Neonatal Tetanus Elimination/MNTE)
Reduksi Campak (RECAM)
Peningkatan mutu pelayanan imunisasi
Penetapan standar pemberian suntikan yang aman (safe injection practices)
Keamanan pengelolaan limbah tajam (safe waste disposal management)
Keberhasilan Indonesia dalam penyelenggaraan program imunisasi mampu menarik perhatian dunia. Sehingga Indonesia terlibat dalam mewujudkan aksebilitas, keterjangkauan dan akuntabilitas imunisasi di tingkat global.
2.3 Reaksi pada Imunisasi
Dalam bidang imunologi kuman atau racun kuman (toksin) disebut sebagai antigen. Secara khusus antigen tersebut merupakan bagian protein kuman atau protein racunnya. Bila antigen untuk pertama kali masuk ke dalam tubuh manusia, maka sebagai reaksinya tubuh akan membentuk zat anti. Bila antigen itu kuman, zat anti yang dibuat tubuh disebut antibodi. Zat anti terhadap racun kuman disebut antioksidan. Berhasil tidaknya tubuh memusnahkan antigen atau kuman itu bergantung kepada jumlah zat anti yang dibentuk.
Pada umumnya tubuh anak tidak akan mampu melawan antigen yang kuat. Antigen yang kuat ialah jenis kuman ganas. Virulen yang baru untuk pertama kali dikenal oleh tubuh. Karena itu anak anda akan menjadi sakit bila terjangkit kuman ganas.
Jadi pada dasarnya reaksi pertama tubuh anak untuk membentuk antibodi/antitoksin terhadap antigen, tidaklah terlalu kuat. Tubuh belum mempunyai “pengalaman” untuk mengatasinya. Tetapi pada reaksi yang ke-2, ke-3 dan berikutnya, tubuh anak sudah pandai membuat zat anti yang cukup tinggi.Dengan cara reaksi antigen-anibody, tubuh anak dengan kekuatan zat antinya dapat menghancurkan antigen atau kuman; berarti bahwa anak telah menjadi kebal (imun) terhadap penyakit tersebut.
Dari uraian ini, yang terpenting ialah bahwa dengan imunisasi, anak anda terhindar dari ancaman penyakit yang ganas tanpa bantuan pengobatan.
Dengan dasar reaksi antigen antibodi ini tubuh anak memberikan reaksi perlawanan terhadap benda-benda asing dari luar (kuman, virus, racun, bahan kimia) yang mungkin akan merusak tubuh. Dengan demikian anak terhindar dari ancaman luar. Akan tetapi, setelah beberapa bulan/tahun, jumlah zat anti dalam tubuh akan berkurang, sehingga imunitas tubuh pun menurun. Agar tubuh tetap kebal diperlukan perangsangan kembali oleh antigen, artinya anak terseut harus mendapat suntikan/imunisasi ulangan
Sebagai ringkasan mengenai pengertian dasar Imunologi ialah:
1) Bila ada antigen (kuman, bakteri, virus, parasit, racun kuman) memasuki tubuh, maka tubuh akan berusaha untuk menolaknya. Tubuh membuat zat anti yang berupa antibodi atau antitoksin
2) Reaksi tubuh pertama kali terhadap antigen, berlangsung lambat dan lemah, sehingga tidak cukup banyak antibodi terbentuk.
3) Pada reaksi atau respons yang kedua, ketiga dan seterusnya tubuh sudah lebih mengenal jenis antigen tersebut. Tubuh sudah lebih pandai membuat zat anti, sehingga dalam waktu yang lebih singkat akan dibentuk zat anti cukup banyak
4) Setelah beberapa waktu, jumlah zat anti dalam tubuh akan berkurang. Untuk mempertahankan agar tubuh tetap kebal, perlu diberikan antigen/ suntikan/imunisasi ulang. Ini merupakan rangsangan bagi tubuh untuk membuat zat anti kembali.
Di manakah zat anti tersebut dibentuk tubuh yaitu pada tempat-tempat yang strategis terdapat alat tubuh yang dapat memproduksi zat anti. Tempat itu adalah hati, limpa , kelenjar timus dan kelenjar getah bening. Kelenjar getah bening misalnya, tersebar luas di seluruh jaringan tubuh, seperti di sekitar rongga hidung dan mulut, leher, ketiak, selangkangan, rongga perut. “Amandel” atau tonil merupakan kelenjar getah bening yang terdapat pada rongga mulut sebelah dalam. Berbagai alat tubuh yang disebutkan tadi merupakan pusat jaringan terbentuknya kekebalan pada manusia. Kerusakan pada alat ini akan menyebabkan seringnya anak terserang berbagai jenis infeksi: lazimnya dikatakan “daya tahan tubuh anak merendah”.
2.4 Jenis-Jenis Imunisasi dan Vaksinasi
1.Imunisasi
Ada beberapa jenis penyakit yang dianggap berbahaya bagi anak,dapat dilakukan dengan pemberian imunisasi. Diantara penyakit berbahaya tersebut termasuk penyakit cacar, tbc, difteri, tetanus, batuk rejan, poliomielitis, kolera, tifus, para tifus campak, hepatitis B dan demam kuning terhadap penyakit tersebut telah dapat dibuat vaksinnya dalam jumlah besar, sehingga harganya terjangkau oleh masyarakat luas. Di negara yang sudah berkembang beberapa vaksin khusus telah pula diproduksi, misalnya terhadap penyakit radang otak, penyakit gondok, campak Jerman (rubela) dan sebagainya. Bahkan beberapa vaksin yang sangat khusus dapat pula dibuat, tetapi harganya akan sangat mahal karena penggunaan yang terbatas. Untuk kepentingan masyarakat luas, di beberapa negara sedang dijajagi kemungkinan pembuatan vaksin berbahaya dan merugikan, misalnya vaksin terhadap malaria dan demam berdarah.
Karena penyakit tersebut di atas sangat berbahaya, pemberian imunisasi dengan cara penyuntikan kuman/antigen murni akan menyebabkan anak anda benar-benar menjadi sakit. Maka untuk itu diperlukan pembuatan suatu jenis vaksin dari kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan terlebih dahulu, sehingga tidak membahayakan dan tidak akan menimbulkan penyakit. Bahkan sebaliknya, kuman penyakit yang sudah dilemahkan itu merupakan rangsangan bagi tubuh anak untuk membuat zat anti terhadap penyakit tersebut. Akibat suntikan imunisasi dengan jenis kuman tersebut reaksi tubuh anak pun hanya berupa demam ringan yang biasanya berlangsung selama 1-2 hari
2.Vaksinasi
1. Imunisasi Hepatitis B, berfungsi untuk melindungi hati. Jika anak terinfeksi virus hepatitis B, maka dalam jangka panjang ia memiliki risiko terserang penyakit liver ataupun kanker hati. Imunisasi ini harus diberikan kepada anak-anak sebanyak tiga kali. Pertama kali diberikan segera setelah si kecil lahir. Yang kedua kalinya saat ia berusia 1-2 bulan. Dan yang terakhir, saat berusia 6-18 bulan.
2. Imunisasi Pneumococcal Conjugate Vaccine (PVC). Imunisasi ini berfungsi melindungi anak dari risiko terkena pneumonia, infeksi dalam darah, dan meningitis. Imunisasi PCV diberikan saat anak berusia di bawah dua atau lima tahun.
3. Imunisasi DTaP, yang fungsinya melindungi anak dari difteri, tetanus, dan pertusis. Difteri merupakan infeksi pada tenggorokan yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan. Tetanus adalah penyakit yang menyebabkan kejang yang sangat hebat pada otot. Pertusis merupakan penyakit pernapasan yang berkembang menjadi batuk rejan. Imunisasi DTaP diberikan saat anak berusia 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, 15-18 bulan, dan 4-6 tahun
4. Imunisasi Haemophilus Influenzae tipe B (HIB), yaitu imunisasi yang melindungi anak dari penyakit meningitis. Imunisasi diberikan melalui suntikan pada usia 2 bulan, 4 bulan, dan 6 bulan.
5. Imunisasi polio, bermanfaat untuk mencegah anak terinfeksi virus polio yang berakibat pada kelumpuhan permanen. Imunisasi polio biasanya diberikan pada saat anak berusia 2 bulan, 4 bulan, 6-18 bulan, dan 4-6 tahun.
6. Imunisasi MMR (Measles Mumps Rubella), yang berfungsi anak dari campak, gondok, dan rubella. Imunisasi MMR diberikan melalui dua kali suntikan, yaitu saat usia 12-15 bulan dan usia 4-6 tahun.
7. Imunisasi Varicella yang memiliki fungsi melindungi anak dari cacar air. Imunisasi varicella diberikan melalui suntikan saat usia 12-15 bulan.
8. Imunisasi terhadap virus Hepatitis A. Imunisasi ini dianjurkan untuk anak usia 12-23 bulan, dan diikuti dosis keduanya 6 bulan kemudian.
9. Imunisasi Rotavirus. Imunisasi ini berfungsi mencegah diare hingga dehidrasi pada anak terutama pada bayi. Imunisasi dianjurkan diberikan pada anak usia 2-4 bulan.
2.5 Imunisasi Pasif dan Imunisasi Aktif
Pada dasarnya ada 2 (dua) jenis imunisasi :a. Imunisasi pasif (passive immunization)Imunisasi pasif ini adalah “Immunoglobulin” jenis imunisasi ini dapat mencegah penyakitcampak (measles pada anak-anak). b. Imunisasi aktif (active immunization)Imunisasi yang diberikan pada anak adalah :1. BCG, untuk mencegah penyakit TBC2. DPT, untuk mencegah penyakit-penyakit diptheri, pertusis dan tetanus3. Polio, untuk mencegah penyakit poliomilitis4. Campak, untuk mencegah penyakit campak (measles) 5. Hepatitis B, untuk mencegah penyakit hepatitis B.
Perbedaan yang penting antara jenis imunisasi aktif dan imunisasi pasif ialah:
a. Untuk memperoleh kekebalan yang cukup, jumlah zat anti dalam tubuh harus meningkat; pada imunisasi aktif diperlukan waktu yang agak lebih lama untuk membuat zat anti itu dibandingkan dengan imunisasi pasif.
b. Kekebalan yang terdapat pada imunisasi aktif bertahan lama (bertahun-tahun), sedangkan pada imunisasi pasif hanya berlangsung untuk 1 – 2 bulan
• Imunisasi aktif: tubuh anak sendiri membuat zat anti yang akan bertahan selama bertahun-tahun.
• Imunisasi pasif: tubuh anak tidak membuat sendiri zat anti. Si anak mendapatnya dari luar tubuh dengan cara penyuntikan bahan/serum yang telah mengandung zat anti
• Kekebalan yang diperoleh dengan imunisasi pasif tidak berlangsung lama.
Kadang-kadang imunisasi aktif dan pasif diberikan dalam waktu yang bersamaan, misalnya pada penyakit tetanus. Bila seorang anak terluka dan diduga akan terinfeksi kuman tetanus, maka ia memerlukan pertolongan sementara yang harus cepat dilakukan. Saat itu belum pernah mendapat imunisasi tetanus, karena itu ia diberi imunisasi pasif dengan penyuntikan serum anti tetanus. Untuk memperoleh kekebalan yang langgeng, saat itu juga sebaiknya mulai diberikan imunisasi aktif berupa penyuntikan toksoid tetanus. Kekebalan pasif yang diperoleh dengan penyuntikan serum anti tetanus hanya berlangsung selama 1 – 2 bulan.
Secara alamiah imunisasi aktif mungkin terjadi, sehingga tanpa disadari sebenarnya tubuh si anak telah menjadi kebal. Keadaan demikian pada umumnya hanya terjadi pada penyakit yang tergolong ringan, tetapi jarang sekali pada penyakit yang berat. Misalnya penyakit tifus, yang pada anak tidak tergolong penyakit berat. Tanpa disadari seorang anak dapat menjadi kebal terhadap penyakit tifus secara alamiah. Mungkin ia telah mendapat kuman tifus tersebut dalam jumlah yang sangat sedikit, misalnya dari makanan yang kurang bersih, jajan dan sebagainya. Akan tetapi kekebalan yang diperoleh secara alamiah ini sukar diramalkan, karena seandainya jumlah kuman tifus yang masuk dalam tubuh itu cukup banyak, maka penting pula untuk diperhatikan bahwa jaminan imunisasi terhadap tertundanya anjak dari suatu penyakit, tidaklah mutlak 100%. Dengan demikian mungkin saja anak anda terjangkit difteria, meskipun ia telah mendapat imunisasi difteria. Akan tetapi penyakit difteria yang diderita oleh anak anda yang telah mendapat imunisasi akan berlangsung sangat ringan dan tidak membahayakan jiwanya. Namun demikian tetap dianjurkan: “Meskipun bayi/anak anda telah mendapat imunisasi, hindarkanlah ia dari hubungan dengan anak lain yang sedang sakit”.
2.6 Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
Anak rentan terhadap penyekit-penyakit menular berikut :
Polio, kelumpuhan
Campak, pneumonia, radang otak
Rubela, kelainan jantung bawaan
Cacar air, pneumonia
Adapun beberapa target program imunisasi indonesia : 1. Tuberculosis, 2. Polio, 3. Difteri, 4. Pertusis, 5. Tetanus, 6. Campak, 7. Hepatitis B
Beberapa jenis imunisasi dan penyakit yang dapat dicegah
No. Vaksin Mencegah penyakit
1. Bcg Tuberkulosis
2. Hepatitis B Kanker hati
3. Polio Polio (lumpuh)
4. D Difteri
5. P Pertusis (batuk rejan)
6. T Tetanus
7. Campak Campak, pneumonia
8. Hemofilus infuenza tipe b Pneumonia, meningitis
9. Mumps Gondongan
10. Rubela Rubela
11. Pneumokokus Pneumonia, meningitis
12. Cacar air (varisela) Cacar air (varisela)
13. Tifus Tifus
14. Human papiloma Virus Kanker serviks (leher rahim)
15. Hepatitis A Hepatitis A
Beberapa Kriteria Jenis Vaksin dan Penyakitnya :
Tuberkulosis
Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan mycobacterium tuberculosa. Gejala Badan lemah, Berat badan menurun, Demam, Berkeringat malam hari, Batuk terus menerus, nyeri dada, Kadang – kadang batuk darah. adapun vaksinnya adalah sebgaai berikut :
Vaksin BCG Strain Paris
Vaksin bentuk beku kering yang mengandung mycobacterium bovis hidup yang sudah dilemahkan dari strain Paris no. 1173.P2.
Indikasi : Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap tuberkulosa
Difteri
Disebabkan oleh bakteri corynebacterium diphtheriae. Gejala Radang tenggorokan, Hilang nafsu makan, Demam ringan, Dalam 2-3 hari timbul selaput putih kebiru - biruan pada tenggorokan dan tonsil, 50% meninggal karena gagal jantung
Pertusis
Disebabkan bakteri corynebacterium diphtheriae. Gejala, Pilek, Mata merah, Bersin, Demam dan kadang menggigil, Batuk yang ringan yang lama-kelamaan menjadi batuk lama ( 100 hari )
Tetanus
Disebabkan oleh clostridium tetani. Gejala Kaku otot pd rahang, disertai kaku pada leher, Kesulitan menelan, Kaku otot perut, Berkeringat dan demam, Pada bayi terdapat jenjang gejala tiba – tiba berhenti menetek (sucking) antara 3 s/d 28 hari setelah lahir, Gejala berikutnya adalah kejang hebat dan tubuh menjadi kaku
Vaksin DPT-HB
Vaksin mengandung DPT berupa Toxoid Difteri dan Toxoid Tetanus yang dimurnikan dan pertusis yang inaktifasi serta vaksin Hepatitis B yg merupakan sub unit vaksin virus yg mengandung HBsAg murni dan bersifat non infectious
Indikasi : Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit difteri, tetanus, pertusis dan hepatitis B
Vaksin TT
Vaksin yg mengandung Toxoid Tetanus yg telah dimurnikan dan terabsorbsi kedalam 3 mg/ml aluminium fosfat. Thimerosal 0,1 mg/ml digunakan sebagai pengawet.
Indikasi : Untuk pemberian Kekebalan aktif terhadap tetanus
Vaksin DT
Vaksin yang mengandung toxoid difteri dan tetanus yg telah dimurnikan
Indikasi : Untuk pemberian kekebalan simultan terhadap difteri dan tetanus
Polio
Polio dengan gejala Lumpuh layu akut pada anak berumur < 15 tahun, Demam dan nyeri otot, Kematian bisa terjadi karena kelumpuhan otot pernapasan, Penyebaran melalui tinja yang terkontaminasi. adapun Strategi imunisasi polio (eradikasii) yaitu Imunisasi yang meliputi peningkatan imunisasi rutin polio, dan imunisasi tambahan.
Mempertahankan afp rate ≥ 2/100.000 pada anak < 15 tahun, Pengambilan specimen yang adekuat dan tepat waktu pada semua kasus afp, dan Peningkatan kemampuan laboratorium di badan litbangkes untuk sequensing virus polio.
Vaksin Polio (OPV)
Vaksin Polio Trivalent (tOPV) yg terdiri dari suspensi virus poliomyelitis tipe 1,2 dan 3 (strain sabin) yg sudah dilemahkan.
Indikasi : Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap poliomyelitis
Campak
Disebabkan oleh virus myxovirus viridae measles. gejala Demam, Bercak kemerahan, Batuk, pilek,Conjunctivitis (mata merah) Selanjutnya timbul ruam pada muka dan leher, kemudian menyebar ketubuh dan tangan serta kaki. Strategi imunisasi campak (eliminasi) yaitu dengan Peningkatan cakupan imunisasi rutin , Pemberian imunisasi tambahan : Kampanye campak 9 – 59 bulan, Penguatan surveilans campak, Memperbaiki management
Vaksin Campak
Vaksin virus hidup yang dilemahkan, setiap dosis mengandung tidak kurang dari 1000 infectife unit virus strain CAM 70 dan tdk lebih dari 100 mcg residu kanamycin dan 30 mcg residu erythromycin.
Indikasi : Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit campak
Hepatitis B
Disebabkan oleh virus hepatitis b, Gejala : Demam, lemah, nafsu makan menurun, Warna urine seperti teh pekat, kotoran menjadi pucat (dempul ), Warna kuning bisa terlihat pula pada mata ataupun kulit.
Vaksin Hepatitis B
Vaksin Virus recombinan yg telah diinaktivasikan dan bersifat non – infectious berasal dari HBsAg yang dihasilkan dalam sel ragi
Indikasi : Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap infeksi yang disebabkan oleh virus hepatitis B.
2.7 Cara pemberian imunisasi
Imunisasi dapat dilakukan dengan beberapa cara, ada yang diberikan secara suntikan ke otot, kulit atau lapisan bawah kulit maupun ada yang diberikan melalui tetesan cairan ke mulut.
Cara Pemberian Berbagai Vaksin Imunisasi Anak
Nama Vaksin Jenis Vaksin Cara Pemberian
1.Rotarix Mencegah diare karena rotavirus Pemberiannya lewat tetes mulut
2. Synflorif Mencegah infeksi pnemokokus IPD Injeksi
3. Infanrif HIB (DPaT-HiB) Mencegah infeksi difteri, Tetanus dan pertusis tanpa demam Injeksi
4. HIB Mencegah infeksi Otak hemofilus Influenza
5. Infanrif HIB IPV Mencegah infeksi difteri, Tetanus, Polio dan pertusis tanpa demam
6. Havrix Mencegah infeksi hepatitis A Dosis 0,5 ml untuk setiap injeksi ( IM ) dan Vaksinasi primer nya 1 dosis vaksin diikuti dengan Booster 6 bulan kemudian
7. Avaxim Mencegah infeksi hepatitis A Dosis 0,5 ml untuk setiap injeksi ( IM ) dan Vaksinasi primer nya 1 dosis vaksin diikuti dengan Booster 6 bulan kemudian
8. Avaxim Mencegah infeksi hepatitis A Dosis 0,5 ml untuk setiap injeksi ( IM ) dan Vaksinasi primer nya 1 dosis vaksin diikuti dengan Booster 6 bulan kemudian
9. Varilrix Mencegah infeksi varicela-cacar air
10. Engerix B Mencegah infeksi Hepatitis B Disarankan untuk diberikan bersama BCG dan Polio I pada kesempatan kontak pertama dengan bayi.
Bayi yang lahir dari ibu dengan HBsAg negatif mendapat ½ dosis anak vaksinrekombinan atau 1 dosis anak vaksin plasma derived
Dosis kedua harus diberikan 1 bulan atau lebih setelah dosis pertama.
Bayi yang lahir dari ibu HbsAg positif mendapat 0,5 cc Hepatitis B immune globulin (HBIG) dalam waktu 12 jam setelah lahir dan 1 dosis anak vaksin rekombinan atau1 dosis anak vaksin plasma derived pada tempat suntikan yang berlainan.
Dosis kedua direkomendasikan pada umur 1-2 bulan dan ketiga 6-7 bulan atau bersamadengan vaksin campak pada umur 9 bulan
Bayi yang lahir dari ibu yang tidak diketahui status HBsAgnya mendapat 1 dosisanak plasma rekombinan atau 1 dosis anak vaksin plasma derived dalam waktu 12 jam setelah lahir. Dosis kedua direkomendasikan pada umur 1-2 bulan dan ketiga 6-7 bulan atau bersama dengan vaksin campak pada umur 9 bulan. Diberikan booster 5 tahun kemudian, dianjurkan pemeriksaan kadar anti HBsAg sebelumnya.
11. HB Vax Mencegah infeksi Hepatitis B
12. Infanrix Mencegah infeksi difteri, Tetanus, Polio dan pertusis tanpa demam
13. Okavax Mencegah infeksi Varicella-cacar air
14. Polio Mencegah infeksi polio Dua dosis vaksin MMR diberikan pada atau setelah ulang tahun pertama yang direkomendasikan untuk semua anak, termasuk mereka yang sebelumnya menerima vaksin campak monovalen. Dosis pertama biasanya diberikan pada 12 sampai 15 bulan, dan dosis kedua biasanya diberikan pada empat hingga enam tahun. Harus ada minimal empat minggu antara dosis.
15. Pediacel Mencegah infeksi difteri, Tetanus, Polio dan pertusis tanpa demam Hib adalah singkatan untuk Haemophilus influenzae type b, bakteria penyebab penyakit berakibat fatal, seperti: Radang selaput otak ( Meningitis)
Jangkitan pada selaput otak dan saraf tunjang Radang paru- paru (Pneumonia)
Jangkitan pada paru- paru Radang epiglotis ( kerongkong ) – jangkitan pada epiglottis Keracunan darah ( septicaemia )
jangkitan darah Radang sendi – jangkitan pada sendi
16. Synflorix vaksin Pneumokokus 10 strain
17. Prevenar vaksin Pneumokokus 13 strain
18. Tetract HIB Mencegah infeksi difteri, Tetanus, Polio dan pertusis HiB demam Hib adalah singkatan untuk Haemophilus influenzae type b, bakteria penyebab penyakit berakibat fatal, seperti: Radang selaput otak ( Meningitis) -jangkitan pada selaput otak dan saraf tunjang Radang paru- paru (Pneumonia) – jangkitan pada paru- paru Radang epiglotis ( kerongkong ) – jangkitan pada epiglottis Keracunan darah ( septicaemia ) – jangkitan darah Radang sendi – jangkitan pada sendi
19. Havrix Mencegah infeksi Hepatitis A
20. BCG Mencegah infeksi BCG
21. Campak Mencegah infeksi Campak dosis 0,5 ml yang disuntikkan secara SUBKUTAN, lebih baik pada lengan atas.
Pada setiap penyuntikan harus menggunakan jarum dan syringe yang steril. Vaksin yang telah dilarutkan hanya dapat digunakan pada hari itu juga (maksimum untuk 8 jam) dan itupun berlaku hanya jika vaksin selama waktu tersebut disimpan pada suhu 2O-8OC serta terlindung dari sinar matahari.
Pelarut harus disimpan pada suhu sejuk sebelum digunakan.
22. DPT Mencegah infeksi difteri, Tetanus, Polio dan pertusis demam
23. DT Mencegah infeksi difteri, Tetanus
24. Tetanus Mencegah infeksi Tetanus
25. DPT HB Mencegah infeksi difteri, Tetanus, Polio dan pertusis Hepatitis B
26. Act HIB Mencegah infeksi otak HiB Hib adalah singkatan untuk Haemophilus influenzae type b, bakteria penyebab penyakit berakibat fatal, seperti: Radang selaput otak ( Meningitis) -jangkitan pada selaput otak dan saraf tunjang Radang paru- paru (Pneumonia) – jangkitan pada paru- paru Radang epiglotis ( kerongkong ) – jangkitan pada epiglottis Keracunan darah ( septicaemia ) – jangkitan darah Radang sendi – jangkitan pada sendi
27. Trimovax Mencegah infeksi Gondong Campak Rubela (campak Jerman) Untuk orang dewasa dan anak-anak usia 2 tahun dan lebih tua,satu dosis disuntikkan ke dalam otot luar lengan atas atau paha.
Vaksin tifoid harus diberikan setidaknya 14 hari sebelum memasuki area risiko tipus untuk perlindungan terbesar dari infeksi tifus.
Vaksinasi ulang (“booster”) dianjurkan setiap 3 tahun jika Anda berulang kali perjalanan ke daerah di mana Anda terkena S. typhi . typhi.
Banyak hal yang dapat mempengaruhi dosis obat yang dibutuhkan seseorang, seperti berat badan, kondisi medis lainnya, dan obat lain. Jika dokter Anda telah merekomendasikan dosis yang berbeda dari yang tercantum di sini, jangan mengubah cara Anda mengambil obat tanpa konsultasi dokter Anda.
Simpan obat ini di lemari es, tidak membeku, melindunginya dari cahaya, dan jauhkan dari jangkauan anak-anak.
Jangan buang obat dalam air limbah (misalnya di wastafel atau di toilet) atau dalam sampah rumah tangga. Tanyakan dokter bagaimana untuk membuang obat yang tidak lagi diperlukan atau telah kedaluwarsa.
28. MMR II Mencegah infeksi Gondong Campak Rubela (campak Jerman)
29. Euvax B Mencegah infeksi Hepatitis B
30. Vaxigrip Mencegah infeksi influenza Vaksin influenza diberikan sekali setahun, biasanya pada bulan Oktober atau November, sebagai suntikan ke dalam otot (biasanya di lengan atas).
Penting obat ini diberikan persis seperti yang direkomendasikan oleh dokter Anda.
Jika Anda melewatkan janji untuk menerima vaksin influenza, hubungi dokter sesegera mungkin untuk menjadwal ulang janji Anda.
Obat ini disimpan dalam lemari es dan harus dijauhkan dari jangkauan anak-anak. Ini harus dilindungi bentuk cahaya dan tidak diizinkan untuk membeku.
Jangan buang obat dalam air limbah (misalnya di wastafel atau di toilet) atau dalam sampah rumah tangga.
Setiap dosis 0,5 mL berisi 3 strain virus influenza bahan Nonmedicinal:. Formaldehida, neomisin, larutan natrium klorida isotonik, natrium fosfat-buffer, thimersol, sukrosa, dan Triton ® X-100.
31. Vaxigrip Mencegah infeksi Influenza Mirip xagrip di atas
32. Typhim Mencegah infeksi tifus Setiap 0,5 mL dosis steril, solusi yang jelas, tidak berwarna untuk injeksi intramuskular mengandung Salmonella typhi (TY2 strain) dimurnikan Vi polisakarida kapsuler 25 mg bahan Nonmedicinal:. Fenol (sebagai pengawet) dan larutan buffer isotonik.
33. Typherix Mencegah infeksi Tifus Cara pemberiannya mirip Typhim
34. Pedvax Mencegah infeksi
2.8 Manfaat imunisasi
Program Imunisasi ini adalah cara terbaik untuk melindungi seseorang dari serangan penyakit yang berbahaya dan juga mematikan khususnya bagi Bayi dan Anak-anak. Banyak sekali kematian akibat penyakit bisa dicegah dengan menggunakan Imunisasi ini, akan tetapi banyak orang yang masih meragukan tentang keamanannya. Berikut akan dijelaskan apakah manfaat Imunisasi untuk Bayi dan Anak.
Imunisasi di Indonesia mulai dikenal oleh masyarakat pada tahun 1970 dimana saat itu yang ditarget tentu saja Bayi dan Anak-anak. Ya, pemberian Imunisasi pada Bayi ini bertujuan agar tidak rentan terkena penyakit sejak dini sehingga ketika tumbuh Dewasa, Bayi tersebut bisa hidup dengan sehat dan aktif. Sejak dulu, Imunisasi ini pada dasarnya bertujuan untuk membangkitkan kekebalan tubuh yang ada didalam tubuh manusia sehingga mampu menepis penyakit berbahaya yang akan menyerang tubuh, tanpa menimbulkan efek samping atau pun efek berbahaya lainnya.
Ada beberapa penyakit infeksi yang cukup berbahaya dan bisa dicegah dengan baik oleh Imunisasi ini, di antaranya : Penyakit Polio, Campak, Hepatitis A, Hepatitis B dan juga Tetanus. Memang tidak semua penyakit ini membahayakan jiwa manusia, akan tetapi jika tidak diberikan Imunisasi untuk mencegahnya maka kejadian seperti cacat tubuh sangat mungkin untuk terjadi. Nah untuk lebih jelasnya mengenai Imunisasi, berikut adalah Manfaat Imunisasi untuk Bayi dan Anak :
Menghindarkan Bayi dari Serangan Penyakit
Tentu saja seorang Ibu atau Ayah yang mengikutkan anaknya dalam program Imunisasi ingin agar anaknya kebal dari berbagai macam penyakit yang cukup berbahaya dan menular. Ya, dengan melakukan Imunisasi sejak dini ini akan memberikan Bayi kehidupan yang sehat hingga dirinya tumbuh menjadi dewasa dan juga aktif.
Memperkecil Kemungkinan Terjadinya Penyakit Menular
Dengan memberikan Imunisasi pada sang Bayi, maka Anda sudah menambah jumlah manusia yang memiliki kekebalan tubuh tinggi terhadap penyakit. Sehingga apabila jumlahnya semakin banyak, kemungkinan besar sangat sedikit penyakit menular yang masih berkeliaran di luar sana. Tentunya Anda sebagai Orang Tua bisa bernafas lega karena Anda tidak perlu khawatir dengan Anak Anda yang hobi bermain di luar atau bersosial dengan yang lainnya.
Meningkatkan Kesehatan Nasional
Manfaat Imunisasi ini selain bisa menghindarkan para Bayi dan Anak-anak dari penyakit menular juga bisa meningkatkan taraf kesehatan nasional. Ya, semakin banyak Anak yang sudah diberikan imunisasi maka akan semakin memperkecil penyakit untuk menyebar dimanapun termasuk taraf nasional. Apabila Imunisasi ini dibudayakan oleh semua orang maka bukan tidak mungkin jika mereka pun yang belum di Imunisasi secara lengkap bisa merasa aman dari penyakit tersebut.
Manfaat Dari Imunisasi lainnya
Imunisasi membentengi tubuh dari penyakit selama puluhan tahun, imunisasi merupakan tindakan pencegahan yang murah dan efektif. Semakin banyak vaksin yang ditemukan semakin tinggi harapan untuk hari esok yang lebih sehat. Imunisasi juga bermanfaat untuk menciptakan kekebalan komunitas, bahkan imunisasi mampu melenyapkan penyakit dari muka bumi. Dan disini dapat disimpulkan bahwa manfaat dari Vaksinasi adalah :
1. Membentuk sistem kekebalan tubuh untuk jangka waktu yang panjang.
2. Tindakan pencegahan yang murah dan sangat efektif.
3. Memberikan perlindungan tanpa menimbulkan bahaya. Efek samping yang serius jarang terjadi.
4. Menciptakan kekebalan Komunitas.
5. Mampu melenyapkan suatu penyakit dari muka bumi.
2.9. Efek Samping Imunisasi
Faktor keamanan merupakan aspekpaling penting dalam pembuatan vaksin. Penelitian dan uji coba sebelum vaksin diedarkan memakan waktu puluhan tahun. Namun, seperti halnya obat-obatan yang sudah terbukti aman dikonsumsi, vaksis terkandang menimbulkan efek samping bagi sebagaian anak. Umumnya Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (KIPI) hanya berupa reaksi ringan di area penyuntikan seperti nyeri, Bengkak, dan kemerahan. Terkadang reaksi disertai demam ringan 1-2 hari setelah imunisasi. Gejala tersebut umumnya tidak berbahaya dan akan hilang dengan cepat. Namun efek samping vaksin terus di pantau sepanjang vaksin tersebut digunakan. Jika anak anda di duga mengalami reaksi pasca-imunisasi, segeralah bawa ke Dokter.
EFEK SAMPING YANG TIMBUL SETELAH IMUNISASI
Keadaan-keadaan yang timbul setelah imunisasi berbeda pada masing-masing imunisasi, seperti yang diuraikan di bawah ini:
BCG, dua minggu setelah imunisasi terjadi pembengkakan kecil dan merah di tempat suntikan, seterusnya timbul bisul kecil dan menjadi luka parut.
DPT, umumnya bayi menderita panas sore hari setelah mendapatkan imunisasi, tetapi akan turun dalam 1 – 2 hari. Di tempat suntikan merah dan bengkak serta sakit, walaupun demikian tidak berbahaya dan akan sembuh sendiri.
Campak, panas dan umumnya disertai kemerahan yang timbul 4 – 10 hari setelah penyuntikan.
Reaksi yang timbul pada anak setelah imunisasi dapat berasal dari unsur kuman dari vaksin maupun zat-zat tambahan yang dapat berupa reaksi “simpang” vaksin. Reaksi-reaksi tersebut dapat sebagai akibat dari efek farmakologi, efek samping, interaksi obat, intoleransi, reaksi idiosinkrasi dan reaksi alergi. Reaksi alergi adalah reaksi yang timbul akibat kepekaan seorang anak yang berhubungan dengan faktor genetik (keturunan).
Ada pula reaksi yang bukan karena vaksinnya sendiri, yaitu akibat dari kesalahan tehnik pembuatan, pengadaan dan distribusi vaksin, kesalahan prosedur dan teknik pelaksanaan imunisasi, atau semata-mata kejadian yang timbul secara kebetulan. Menurut hasil telaah Pokja KIPI Depkes RI, justru penyebab timbulnya KIPI sebagian besar karena kesalahan prosedur dan teknik pelaksanaan imunisasi dan faktor kebetulan. Ini sesuai pula dengan yang dilaporkan oleh Vaccine Safety Comitee (VSC), Institute of Medicine AS.
Kejadian ikutan setelah imunisasi yang telah dikenal oleh sebagian besar anggota masyarakat yaitu efek panas setelah imunisasi PDT dan Campak. Sebetulnya, masih ada efek lain daripada itu seperti sakit pada tempat suntikan, warna kemerahan di sekitar bekas tempat suntikan, anak yang menangis terus menerus setelah mendapat imunisasi DPT. Cuma karena kejadiannya agak jarang sering luput dari perhatian orangtua balita.
2.10 Dosis, Jumlah dan Waktu Pemberian Imunisasi
A. BCG
Umur : 0 – 11 bln
Dosis : 0,05 cc
Cara : Intrakutan, lengan kanan
Jumlah suntikan : Satu kali
Efek samping :
1. Reaksi normal
Bakteri BCG ditubuh bekerja dengan sangat lambat. Setelah 2 minggu akan terjadi pembengkakan kecil merah di tempat penyuntikan dengan garis tengah 10 mm.
Setelah 2 – 3 minggu kemudian, pembengkakan menjadi abses kecil yang kemudian menjadi luka dengan garis tengah 10 mm, jangan berikan obat apapun pada luka dan biarkan terbuka atau bila akan ditutup gunakan kasa kering. Luka tersebut akan sembuh dan meninggalkan jaringan parut tengah 3-7 mm.
2. Reaksi berat
Kadang terjadi peradangan setempat yang agak berat atau abses yang lebih dalam, kadang juga terjadi pembengkakan di kelenjar limfe pada leher / ketiak, hal ini disebabkan kesalahan penyuntikan yang terlalu dalam dan dosis yang terlalu tinggi.
3. Reaksi yang lebih cepat
Jika anak sudah mempunyai kekebalan terhadap TBC, proses pembengkakan mungkin terjadi lebih cepat dari 2 minggu, ini berarti anak tersebut sudah mendapat imunisasi BCG atau kemungkinan anak tersebut telah terinfeksi BCG.
B. DPT
Umur : 2 – 11 bln
Dosis : 0,05 cc
Cara : IM / SC, jumlah suntikan : 3 x
Selang pemberian : Minimal 4 minggu
Efek samping :
1. Panas
Kebanyakan anak akan menderita panas pada sore hari setelah mendapat imunisasi DPT, tapi panas ini akan sembuh 1 – 2 hari. Anjurkan agar jangan dibungkus dengan baju tebal dan dimandikan dengan cara melap dengan air yang dicelupkan ke air hangat.
2. Rasa sakit di daerah suntikan
Sebagian anak merasa nyeri, sakit, kemerahan, bengkak.
3. Peradangan
Bila pembengkakan terjadi seminggu atau lebih, maka hal ini mungkin disebabkan peradangan, mungkin disebabkan oleh jarum suntik yang tidak steril karena :
- Tersentuh
- Sebelum dipakai menyuntik jarum diletakkan diatas tempat yang tidak steril.
- Sterilisasi kurang lama.
- Pencemaran oleh kuman.
4. Kejang-kejang
Reaksi yang jarang terjadi sebaliknya diketahui petugas reaksi disebabkan oleh komponen dari vaksin DPT.
C. Polio
Umur : 0 – 11 bln
Dosis : 2 tetes
Cara : Meneteskan ke dalam mulut
Selang waktu : Berikan 4 x dengan jarak minimal 4 minggu.
Efek samping :
Bila anak sedang diare ada kemungkinan vaksin tidak bekerja dengan baik karena ada gangguan penyerapan vaksin oleh usus akibat diare berat.
D. Hepatitis B
Umur : Mulai umur 0 bulan
Dosis : 0, 5 cc / pemberian
Cara : Suntikan IM pada bagian luar
Jumlah suntikan : 3 x
Selang pemberian : 3 dosis dengan jarak suntikan 1 bulan dan 5 bulan.
Efek samping : tidak ada
E. Campak
Umur : 9 bln.
Dosis : 0, 5 cc
Cara : Suntikan secara IM di lengan kiri atas
Jumlah suntikan : 1 x dapat diberikan bersamaan dengan pemberian vaksin lain tapi tidak dicampur dalam 1 semprit.
Efek samping vaksin campak : panas dan kemerahan.
Anak-anak mungkin panas selama 1 – 3 hari setelah 1 minggu penyuntikan, kadang disertai kemerahan seperti penderita campak ringan.
Jadwal Pemberian Imunisasi
Vaksin Pemberian Imunisasi Selang Waktu Umur
BCG 1 x 0 – 11 bulan
DPT 3 x (1, 2, 3) 4 mgg 2 – 11 bulan
Polio 4x (1, 2, 3, 4) 4 mgg 0 – 11 bulan
Campak 1 x 9 – 11 bulan
Hep. B 3 x (1, 2, 3) 4 mgg 0 – 11 bulan
BAB III
METODE PENELITTIAN
3.1 INSTRUMEN DAN BAHAN
Dalam mengerjakan tugas ini instrumen dan bahan yang telah kami pakai yaitu :
- Laptop 1 unit
- Buku catatan kecil
- Pensil dan pulpen
- Recorder
- Kertas A4
3.2 JADWAL DAN LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN
Senin,25 November 2013
Mengetahui latar belakang dibuatnya makalah ini
Selasa,26 November 2013
Pembuatan BAB I dari awal hingga akhir
Rabu,27 November 2013
Pengumpulan data-data sebagai tinjauan teori
Kamis,28 November 2013
Pengumpulan data-data dan Pengetikan pada BAB II
Jum’at,29 November 2013
Melakukan survey di Klinik dan Puskesmas
Sabtu,30 November 2013
Melakukan diskusi membahas BAB IV
Minggu,1 Desember 2013
Melakukan pengetikan dari BAB III hingga BAB IV
Senin,2 Desember 2013
Diskusi tentang BAB V dan melakukan pengetikan BAB V
Selasa, 03 Desember 2013
Membuat Cover makalah dan memersiapkan untuk konseling
BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran umum wilayah
A.Visi dan Misi Kecamatan Sepatan
Visi merupakan suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan oleh Instansi Pemerintah. Dengan mengacu pada batasan tersebut serta pertimbangan kondisi objektif seluruh Sumber daya dan komitmen untuk meraih masa depan yang lebih baik, maka visi pemerintah kecamatan sepatan :
“ Terwujudnya Masyarakat Kecamatan Sepatan yang Sejahtera, Mandiri, berwawasan wira usaha, dan berorintasi agribisnis”
Untuk mewujudkan Visi tersebut, maka Pemerintah Kecamatan Sepatan menjabarkannya ke dalam misi sebagai berikut :
1. Mewujudkan SDM Masyarakat Sepatan yang memiliki sumber daya manusia (SDM) yang memadai;
2. Mewujudkan masyarakat Sepatan yang cinta damai serta sadar hukum;
3. Mewujudkan lapangan usaha bagi masyarakat Sepatan;
4. Mewujudkan sarana perekonomian, transportasi, kesehatan, pendidikan, olahraga dan keagamaan;
5. Mewujudkan masyarakat Sepatan yang mandiri, produktif dan professional;
6. Mewujudkan masyarakat Sepatan dengan memanfaatkan agribisnis melalui produksi pertanian dan peternakan.
Nilai-nilai yang terkandung dalam visi dan misi dapat di identifikasikan sebagai berikut :
a. Sejahtera
Dengan potensi alam yang dimiliki masyarakat Sepatan mampu mewujudkan masyarakat yang sejahtera;
b. Mandiri
Masyarakat Sepatan memiliki jiwa mandiri akan sangat menentukan bagi keberhasilan meningkatan kesejahteraan;
c. Wirausaha
Masyarakat Sepatan yang memiliki jiwa wira usaha akan sangat menentukan bagi keberhasilan meningkatkan kesejahteraan;
d. Berorientasi Agribisnis
Masyarakat Sepatan memiliki potensi alam untuk dikembangkan menjadi komoditas olahan yang bernilai dan dapat memenuhi kebutuhan pasar.
B. Letak Geografis dan Potensi
Kecamatan Sepatan secara Geografis terletak dibagian utara Kabupaten Tangerang pada Koordinat 106 º 20´ - 106 º 43´ Bujur Timur dan 6 º 00 -6 º 20´ Lintang Selatan.
Kecamatan Sepatan adalah termasuk salah satu daerah Pembangunan Pertanian yang harus dikembangkan di wilayah Kabupaten Tangerang.
Batas-batas Administratif Kecamatan Sepatan adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Pakuhaji dan Sukadiri
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kota Tangerang dan Suka Mulya
Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Rajeg dan Mauk
Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Sepatan Timur
Jarak dari Ibu Kota Kabupaten Tangerang di Tigaraksa ± 45 Km yang dihubungkan Jalan Negara, Provinsi, dan Kabupaten.
Kecamatan Sepatan Mempunyai Luas Wilayah 18.175,8 Km (1.817,58 Ha) terdiri dari 7 Desa dan 1 Kelurahan dengan Jumlah Penduduk berdasarkan Statistik Tahun 2006 adalah 72.515 Jiwa dengan perincian 34.968 Jiwa Perempuan, 37.547Jiwa Laki-laki.
Potensi Pengembangan Perekonomian yang berbasis masyarakat antara lain:
Pertanian 17.37 %
Perdagangan 36.50 %
Industri 29.37 %
Usaha Lain 17.62 %
Wilayah Kecamatan Sepatan Tahun 2007 terpecah dengan Pembentukan Kecamatan Baru yaitu Sepatan Timur, dengan pembagian Wilayah masing-masing 1 (satu) Kelurahan dan 7 (tujuh) Desa. Adapun Desa / Kelurahan yang masuk Kecamatan Sepatan adalah Kelurahan Sepatan, Desa Karet, Mekar Jaya, Pondok Jaya, Pisangan Jaya, Sarakan, Kayu Bongkok, dan Kayu Agung
Potensi wilayah Desa /Kelurahan dalam Pembangunan Perekonomian Masyarakat adalah sebagai berikut :
Kelurahan Sepatan Potensi Perdagangan dan Pemukiman
Desa Karet Potensi Industri dan Pergudangan
Desa Mekar Jaya Potensi Industri, Pergudangan, dan Pertanian
Desa Pondok Jaya Potensi Home Industri, Perdagangan, dan Pertanian
Desa Pisangan Jaya Potensi Pemukiman, Home Industri dan Pertanian
Desa Sarakan Potensi Perdagangan dan Pertanian
Desa Kayu Bongkok Potensi Pertanian dan Perdagangan
Desa Kayu Agung Potensi Pertanian dan Perdagangan
KEADAAN UMUM SEPATAN
1. Luas Wilayah Kecamatan Sepatan : 1.817,58 Ha
2. Batas – batas wilayah :
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Pakuhaji dan Sukadiri
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Sepatan Timur
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Rajeg dan Mauk
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kota Tangerang dan Pasar Kemis
3. Jumlah Kelurahan : 1 Kelurahan
3. Jumlah Desa : 7 Desa
4. Jumlah Dusun : 34 Dusun
5. Jumlah RW / RT : 42 RW 220 R
6. Jumlah Pegawai Negeri Sipil : 160 Orang
7. TNI : 50 Orang
8. POLRI : 43 Orang
9. Anggota DPRD : 3 Orang
1 Kependudukan
1. jumlah Penduduk : 81.309 Jiwa
Laki – laki : 40.890 Jiwa
Perempuan : 40.419 Jiwa
2. Jumlah Kepala Keluarga : 20.684 KK
3 Klasifikasi Penduduk berdasarkan kelompok umur :
a. Umur 0 – 4 tahun = 3096 Jiwa
b. Umur 5 – 9 tahun = 2698 Jiwa
c. Umur 10 – 14 tahun = 2807 Jiwa
d. Umur 15 – 19 tahun = 2560 Jiwa
e. Umur 20 – 24 tahun = 2590 Jiwa
f. Umur 25 – 29 tahun = 2706 Jiwa
g. Umur 30 – 34 tahun = 2994 Jiwa
h. Umur 35 – 39 tahun = 2761 Jiwa
i. Umur 40 – 44 tahun = 2489 Jiwa
j. Umur 45 – 49 tahun = 2360 Jiwa
k. Umur 50 – 54 tahun = 2160 Jiwa
l. Umur 55 – 59 tahun = 1932 Jiwa
m. Umur 60 tahun ke atas = 2405 Jiwa
4. Status Kewarganegaraan :
Warga Negara Indonesia (WNI) Asli
Laki – laki = 38.761 Jiwa
Perempuan = 38.137 Jiwa
Warga Negara Indonesia (WNI) Keturunan = 3.318 Jiwa
· Warga Negara Asing (WNA) = 53 Jiwa
II. Pendidikan
1. Klasifikasi Penduduk berdasarkan Pendidikan :
a. Sarjana Lengkap / S 1 = 47 Jiwa
b. Sarjana Muda / Akademik = 36 Jiwa
c. SLTA = 3000 Jiwa
d. SLTP = 4000 Jiwa
e. SD = 6000 Jiwa
f. TK = 400 Jiwa
g. Drop Out SD = 60 Jiwa
h. Buta Huruf = 300 Jiwa
2. Sarana Pendidikan Umum :
NO
PENDIDIKAN GURU MURID
1 SLTA = 8 = 160 = 400
2 SLTP = 9 = 150 = 320
3 SD = 19 = 120 = 240
4 TK = 11 = 65 = 35
3. Sarana Pendidikan Agama :
NO
PENDIDIKAN GURU MURID
1 ALIYAH = 5 = 75 = 400
2 TSANAWIYAH = 4 = 60 = 320
3 IBTIDAIYAH = - = 12 = 240
4 DINIYAH = - = 7 = 25
5 PONDOK PESANTREN = 25 = 4 = 102
6 PESANTREN = 4 = 5 = 97
4. Pendidikan Non Formal :
a. Kursus Menjahit = 1 Buah
b. Kursus Mengetik = 5 Buah
c. Kursus Bahasa = 2 Buah
d. Salon Kecantikan = 7 Buah
e. Pendingin = 2 Buah
f. Montir = 1 Buah
5. Pembinaan Kesejahteraan Keluarga / PKK :
a. Pokja PKK = 4 Orang
b. Kader PKK = 157 Orang
c. Anggota PKK aktif = 367 Orang
d. Anggota PKK pasif = - Orang
III. Kesehatan dan Keluarga Berencana ( KES / KB )
1. Kesehatan :
a. Tenaga Medis :
- Dokter Umum = 5 Orang
- Dokter Gigi = 1 Orang
- Dokter Spesialis = - Orang
- Bidan = 17 Orang
- Perawat = 6 Orang
- Dukun Beranak = 17 Orang
- Bidan Desa = 8 Orang
b. PUSKESMAS = 1 Unit
c. Pos Kesehatan Masyarakat = 2 Unit
d. Apotik = 1 Unit
e. Toko Obat = 4 Unit
f. Rumah Sakit = 1 Unit
g. Kader :
- Kader Kesehata (UPKMD) = - Orang
- Kader Gizi (UPGK) = 24 Orang
2. Keluarga Berencana (KB) :
a. Jumlah Pasangan usia subur (PUS) = 15585 Orang
b. Jumlah Peserta KB aktif = 7810 Orang
c. Jumlah KB Lestari = 1171 Orang
d. Jumlah KB baru = 4686 Orang
e. CU / PUS = 50.11 %
f. Tenaga PLKB = 1 Orang
g. Target Akseftor KB tahun ini = 634 Orang
h. Realisasi KB sampai dengan bulan ini = 441 Orang
3. Alat Kontrasepsi yang digunakan :
- IUD = 29
- Kondom = 16
- Oral Pil = 304
- Suntikan = 78
- NKKB / Implan = 14
IV. Sarana Perhubungan / Transportasi, Media dan Hiburan
1. Kendaraan Angkutan :
a. BUS = 2 unit
b. Mini BUS = 18 unit
c. Truck = 17 unit
d. Pick Up = 12 unit
f. Delman = 15 unit
h. Becak = 95 unit
2. Kendaraan Non Angkutan :
a. Roda Empat :
- Sedan = 29 unit
- Jeep = 5 unit
- Mini BUS = 105 unit
b. Roda Dua :
- Sepeda Motor = 3446 unit
4.2 Pembahasan
Dari data yang telah kami terima maka kami mendapat beberapa hasil
Imunisasi dapat berefek samping pada balita,efek samping imunisasi berbeda disetiap jenis imunisai,namun efek samping tersebut dapat ditanggulangi dengan pemberian obat dan terapi,contohnya pada pemberian imunisasi akan ber-efek demam dan demam tersebut akan dinetralisir dengan penurun panas contohnya paracetamol.
Imunisasi dilakukan secara berkala dan bertahap,masing-masing jenis imunisasi memiliki jangka waktu pemberian berbeda-beda,baik 4 minggu sekali atau sebulan sekali
Imunisasi dilakukan karena kesadaran dan motivasi oleh orangtua,tidak dipengaruhi oleh jarak maupun waktu,pendidikan juga mempengaruhi tingkat imunisasi di daerah tersebut
Saat ini ada 34 jenis namun yang sering diimunisasikan ada 9 jenis di antaranya yaitu : Imunisasi Hepatitis B, Imunisasi Hepatitis A, Imunisasi PVC, Imunisasi Dtap, Imunisasi HIB, Imunisasi MMR, Imunisasi Varicella, Imunisasi Rotavirus
Pertanyaan : Apakah anda mengetahui ada berapa macam imunisasi?
Dari data di atas,dari 30 orang yang telah kami survey jumlah orang yang tahu masih sedikit dan kurang dari 20% dan lebih dari sebagian orang (>50%)
Pertanyaan : Apa anak anda pernah mengalami efek samping dalam imunisasi?
Dari Data di atas kami telah mensurvey 30 orang dan lebih dari 50% pernah mengalami efek samping imunisasi
Pertanyaan : Efek samping apa saja yang pernah anak anda alami?
Dari data di atas kami telah melakukan survey kepada 30 orang dan dari survey di atas dapat disimpulkan bahwa kebanyakan anak demam pada pasca imunisasi.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Dari penelitian kami tentang imunisasi dapat disimpulkan bahwa imunisasi adalah hal yang sangat penting dilakukan,imunisasi tidak dipengaruhi oleh jarak karena sudah banyak alat transportasi dan imunisasi juga kebanyakan dapat menimbulkan efek samping berupa demam.
Yang terpenting ialah bahwa dengan imunisasi, anak anda terhindar dari ancaman penyakit yang ganas tanpa bantuan pengobatan.
Saran
Tingkat pendidikan ibu tidak mempunyai pengaruh yang besar terhadap kelengkapan imunisasi dasar pada bayi.
Jarak rumah ke Puskesamas tidak berpengaruh terhadap kelengkapan imunisasi dasar pada bayi.
Pengetahuan ibu mempunyai pengaruh positif terhadap kelengkapan imunisasi dasar, yang berarti bahwa semakin baik pengetahuan ibu tentang manfaat imunisasi akan berpengaruh meningkatkan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi.
Tenaga Kesehatan Berupaya untuk meningkatan pengetahuan ibu tentang manfaat imunisasi dasar bagi bayi sehingga ibu yang mempunyai bayi berusaha meningkatkan kelengkapan imunisasi bayi melalui penyuluhan-penyuluhan di masyarakat.
Berupaya untuk meningkatan motivasi ibu dengan memberikan informasi tentang imunisasi dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan bayi dan meningkatkan kelengkapan imunisasi bayi.
Ibu yang mempunyai bayi Agar lebih meningkatkan pengetahuan tentang manfaat imunisasi bagi anaknya. Agar mempunyai motivasi yang besar dalam meningkatkan kesehatan bayi dan keluarganya
Peneliti selanjutnya Diharapkan dapat menambah jumlah responden, lebih menspesifikasikan jenis imunisasi, meneliti dengan variabel bebas yang baru, dsb.
Diharapkan peneliti selanjutnya agar meneliti dengan menggunakan metode eksperimen dalam bentuk penyuluhan kesehatan.
Dapat menjadi informasi dan data sekunder dalam pengembangan penelitian selanjutnya.
Maaf ya kalo tulisannya ga rapih..tinggal dirapihkan saja :D
Jangan bosan berkunjung.. ^_^
Semoga bermanfaaat bagi anda
Note:makalah ini hanya sebagai contoh dan gambaran untuk anda dalam membuat makalah epilepsi dan vaksinasi.
Masih gan infonya,ane jadi ga bingung lagi cara ngerjainnya B)
BalasHapusthanks ya kk infonya :3
BalasHapus